Di Jurnalac, kamu bisa menemukan berita terbaru, artikel pilihan, serta opini-opini segar dari berbagai sudut pandang.

Search Suggest

China Luncurkan Misi Antariksa Berawak Shenzhou-21: Langkah Besar Menuju Dominasi Ruang Angkasa

Shenzhou-21 Diluncurkan China, Langkah Besar Dominasi Ruang Angkasa

 



China kembali menorehkan sejarah baru dalam eksplorasi luar angkasa dengan keberhasilan peluncuran Shenzhou-21, misi antariksa berawak yang menuju stasiun luar angkasa Tiangong. Keberhasilan ini menegaskan tekad Negeri Tirai Bambu untuk menjadi salah satu kekuatan utama di bidang teknologi ruang angkasa dunia, sejajar dengan Amerika Serikat dan Rusia.

Peluncuran Shenzhou-21 dilakukan pada akhir Oktober 2025 dari Pusat Peluncuran Satelit Jiuquan yang terletak di Gurun Gobi, wilayah barat laut China. Roket pembawa Long March-2F mengantarkan kapsul berawak ini ke orbit Bumi rendah sekitar 400 kilometer di atas permukaan laut. Di dalamnya terdapat tiga astronaut (taikonaut) yang akan menjalankan serangkaian misi penting selama beberapa bulan ke depan.


Misi Utama Shenzhou-21: Menyempurnakan Sistem Tiangong

Shenzhou-21 bukan sekadar penerbangan rutin, tetapi merupakan bagian dari tahapan penting dalam program pembangunan dan pengujian sistem stasiun luar angkasa Tiangong, yang secara harfiah berarti “Istana Langit”. Dalam misi kali ini, para taikonaut bertugas untuk:

  1. Melakukan pemeliharaan rutin pada sistem kelistrikan dan kendali orbit stasiun.

  2. Menguji sistem pendukung kehidupan jangka panjang agar dapat menopang misi dengan durasi lebih dari 200 hari.

  3. Melakukan penelitian ilmiah di bidang bioteknologi, material luar angkasa, dan efek radiasi terhadap tubuh manusia.

  4. Melatih prosedur darurat baru dalam keadaan kehilangan komunikasi atau gangguan energi.

Salah satu fokus utama adalah peningkatan efisiensi sistem sirkulasi udara dan air di dalam modul utama Tianhe, tempat para taikonaut tinggal. Sistem ini dirancang agar dapat mendaur ulang hampir seluruh air dan udara di dalam stasiun, mengurangi kebutuhan suplai dari Bumi.


Kru Shenzhou-21: Pahlawan Baru Antariksa China

Tim Shenzhou-21 terdiri dari Komandan Zhang Wei, Insinyur Penerbangan Liu Fang, dan Ahli Sains Ruang Angkasa Chen Rui. Ketiganya telah menjalani pelatihan intensif selama lebih dari tiga tahun, termasuk simulasi kehilangan gravitasi, pelatihan kelangsungan hidup di laut, serta prosedur pemeliharaan robotik.

Komandan Zhang Wei merupakan veteran dengan dua kali pengalaman misi luar angkasa sebelumnya. Ia dikenal karena ketenangannya dalam menghadapi situasi darurat, seperti kebocoran udara kecil saat misi Shenzhou-16. Liu Fang, satu-satunya anggota perempuan dalam tim, bertanggung jawab atas sistem teknis dan komunikasi. Ia juga menjadi simbol kemajuan peran perempuan dalam dunia astronautika China. Sedangkan Chen Rui, ilmuwan muda dari Akademi Ilmu Pengetahuan China, akan memimpin penelitian bioteknologi selama di orbit.

Dalam pernyataannya sebelum peluncuran, Komandan Zhang mengatakan,

“Setiap misi adalah langkah menuju masa depan di mana umat manusia dapat hidup dan bekerja di luar Bumi. Kami membawa harapan rakyat China dan semangat kemanusiaan untuk terus mengeksplorasi.”


Tiangong: Simbol Teknologi dan Kebanggaan Nasional

Stasiun luar angkasa Tiangong merupakan proyek ambisius yang dimulai sejak lebih dari satu dekade lalu. Saat ini, Tiangong telah memiliki tiga modul besar: Tianhe (modul inti), Wentian (modul laboratorium 1), dan Mengtian (modul laboratorium 2). Setiap modul memiliki fungsi tersendiri, mulai dari kontrol utama, penelitian ilmiah, hingga observasi Bumi.

Dengan panjang total lebih dari 60 meter dan bobot lebih dari 90 ton, Tiangong kini menjadi satu-satunya stasiun luar angkasa aktif selain International Space Station (ISS) milik konsorsium internasional. Namun, berbeda dengan ISS yang melibatkan banyak negara, Tiangong dibangun sepenuhnya oleh China menggunakan sumber daya dan teknologi domestik.

Tiangong dirancang untuk beroperasi hingga 2035, dengan kemampuan menampung hingga enam astronaut secara bersamaan dalam fase tertentu. China juga membuka peluang kerja sama internasional, khususnya dengan negara-negara berkembang di Asia, Afrika, dan Amerika Latin, dalam bentuk eksperimen bersama dan pengiriman astronaut tamu di masa depan.


Teknologi Canggih yang Diandalkan

Peluncuran Shenzhou-21 menunjukkan kemajuan pesat teknologi antariksa China. Beberapa inovasi yang digunakan antara lain:

  1. Roket Long March-2F versi terbaru, dengan peningkatan efisiensi bahan bakar dan sistem keamanan otomatis yang dapat memisahkan modul pelarian dalam hitungan detik.

  2. Sistem docking otomatis generasi ketiga, memungkinkan kapsul Shenzhou-21 terhubung dengan Tiangong tanpa intervensi manusia dalam waktu kurang dari dua jam setelah memasuki orbit.

  3. Kapsul reentry ringan, terbuat dari material komposit berbasis serat karbon yang mampu menahan suhu ekstrem saat kembali ke atmosfer.

  4. Robot asisten “Youlong-2”, yang dapat membantu memperbaiki panel surya dan mengambil sampel material di bagian luar stasiun.

Semua teknologi tersebut merupakan hasil riset dari China Aerospace Science and Technology Corporation (CASC) yang selama ini menjadi tulang punggung industri dirgantara nasional.


Makna Strategis di Dunia Ilmu Pengetahuan

Walaupun peluncuran ini sering dikaitkan dengan kompetisi ruang angkasa global, pemerintah China menegaskan bahwa misi Shenzhou-21 memiliki tujuan ilmiah dan kemanusiaan. Fokusnya bukan pada persaingan militer atau politik, tetapi pada eksplorasi dan penelitian yang dapat bermanfaat bagi umat manusia.

Beberapa eksperimen yang dilakukan mencakup:

  • Studi pertumbuhan kristal protein dalam kondisi tanpa gravitasi.

  • Penelitian tentang radiasi kosmik dan perlindungan terhadap DNA manusia.

  • Uji coba sistem pertanian mini berbasis mikroalga, yang suatu hari bisa menjadi solusi pangan bagi koloni luar angkasa.

  • Pengamatan iklim global dan pola awan untuk mendukung penelitian perubahan iklim.

Dengan hasil penelitian ini, para ilmuwan berharap dapat memahami lebih dalam tentang adaptasi biologis manusia di luar Bumi sekaligus mengembangkan teknologi yang relevan untuk kehidupan di planet lain.


Reaksi Dunia dan Dampaknya

Misi Shenzhou-21 disambut dengan berbagai reaksi positif di dunia ilmiah. Banyak pakar luar angkasa mengakui bahwa China telah melangkah jauh dalam dua dekade terakhir. Dulu dianggap sebagai peniru teknologi Barat, kini China justru menjadi inovator yang menantang dominasi Amerika Serikat dan Rusia.

NASA dalam pernyataannya menyebutkan, “Setiap langkah maju dalam eksplorasi ruang angkasa adalah kemenangan bagi seluruh umat manusia.” Sementara itu, Badan Antariksa Eropa (ESA) menyatakan minatnya untuk menjajaki kerja sama dengan China dalam pertukaran data penelitian orbit rendah.

Keberhasilan misi ini juga berdampak besar di dalam negeri. Masyarakat China merayakannya dengan penuh kebanggaan. Media sosial lokal seperti Weibo dibanjiri ucapan selamat dan foto-foto peluncuran. Sekolah-sekolah bahkan menayangkan siaran langsung peluncuran sebagai inspirasi bagi generasi muda. Pemerintah China memandang keberhasilan ini sebagai bukti nyata dari strategi “ilmu pengetahuan sebagai kekuatan nasional”.


Langkah Selanjutnya: Menuju Bulan dan Mars

Keberhasilan Shenzhou-21 hanyalah bagian dari rencana jangka panjang. Setelah misi ini, China berencana meluncurkan Chong’e-8, misi tanpa awak ke bulan untuk meneliti sumber daya alam di permukaannya. Program tersebut menjadi batu loncatan menuju misi berawak ke Bulan pada awal 2030-an.

Selain itu, China juga tengah mengembangkan misi Tianwen-3, yang bertujuan untuk mengambil sampel tanah dari planet Mars dan membawanya kembali ke Bumi—sesuatu yang belum pernah dilakukan oleh negara manapun hingga kini.

Jika semua berjalan sesuai rencana, dekade 2030-an akan menjadi era baru eksplorasi ruang angkasa yang lebih luas, di mana China berperan sebagai salah satu pemimpin utama.


Penutup

Peluncuran Shenzhou-21 bukan sekadar pencapaian teknologi, melainkan simbol tekad manusia untuk terus melampaui batas. Bagi China, misi ini mempertegas posisi mereka di peta eksplorasi ruang angkasa global. Bagi dunia, keberhasilan ini menjadi pengingat bahwa pengetahuan, kerja keras, dan mimpi besar dapat membawa umat manusia semakin dekat pada masa depan di antara bintang-bintang.

Seperti kata pepatah lama China, “Langit tidak memiliki batas, begitu pula cita-cita manusia.” Dengan Shenzhou-21, tampaknya manusia telah melangkah satu tahap lebih dekat menuju langit yang sesungguhnya.

Posting Komentar