Senin, 4 Agustus 2025 — Pasar saham global menunjukkan tren penguatan signifikan di awal pekan ini, didorong oleh harapan pelonggaran kebijakan moneter oleh Federal Reserve Amerika Serikat (The Fed). Katalis utama berasal dari data ketenagakerjaan AS yang dirilis Jumat lalu, yang secara mengejutkan menunjukkan pelemahan, memicu spekulasi bahwa suku bunga acuan akan segera diturunkan dalam waktu dekat.
📉 Data Ketenagakerjaan AS Melemah
Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan bahwa penciptaan lapangan kerja pada bulan Juli hanya mencapai 73.000, jauh di bawah ekspektasi analis yang memperkirakan sekitar 170.000. Tidak hanya itu, revisi data untuk bulan Mei dan Juni menunjukkan angka yang lebih buruk dari perkiraan sebelumnya, menjadikan rata-rata pertumbuhan lapangan kerja tiga bulan terakhir hanya sekitar 35.000 per bulan—tingkat terendah sejak masa awal pandemi.
Kondisi ini memperkuat keyakinan bahwa pasar tenaga kerja AS mulai melambat secara nyata, sehingga tekanan inflasi pun ikut menurun. Hal ini memberi ruang bagi The Fed untuk mempertimbangkan pemangkasan suku bunga dalam waktu dekat.
📊 Reaksi Pasar Saham Global
Indeks saham utama seperti S&P 500 Futures dan Dow Jones Futures tercatat naik masing-masing sekitar 0,6% hingga 0,7% pada sesi pra-pembukaan hari Senin. Di pasar Eropa, indeks STOXX 600 menguat sebesar 0,5%, mencerminkan respons positif terhadap sinyal pelonggaran kebijakan moneter dari AS.
Sementara itu, pasar saham Asia juga menunjukkan penguatan. Indeks Hang Seng Hong Kong dan Shanghai Composite masing-masing menguat di atas 0,6%, mengakhiri tren penurunan pekan lalu. Namun, indeks Nikkei 225 Jepang justru melemah sekitar 1,3% karena penguatan yen Jepang yang merugikan para eksportir.
💬 Pandangan Ekonom dan Pelaku Pasar
Banyak ekonom menilai bahwa data tenaga kerja ini menjadi sinyal kuat bahwa siklus pengetatan suku bunga telah mencapai puncaknya. “The Fed tidak bisa mengabaikan sinyal pelemahan ekonomi ini. Jika tren ini berlanjut dalam dua bulan ke depan, pemangkasan suku bunga pada pertemuan bulan September sangat mungkin terjadi,” ujar Martin Williams, analis makroekonomi di JP Global Research.
Hal ini juga tercermin dalam CME FedWatch Tool, yang menunjukkan peluang 85% The Fed akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin dalam rapat FOMC berikutnya.
🌐 Implikasi Global: Dolar Melemah, Emas dan Kripto Menguat
Dampak dari ekspektasi pemangkasan suku bunga ini juga terasa di pasar mata uang dan komoditas. Dolar AS mengalami pelemahan terhadap sebagian besar mata uang utama, termasuk euro, yen, dan poundsterling. Investor juga mulai kembali masuk ke aset berisiko tinggi seperti saham dan aset alternatif seperti emas dan cryptocurrency.
Harga emas spot naik mendekati $2.100 per ons, sementara Bitcoin kembali menguji resistance di atas $67.000 setelah data AS dirilis.
📈 Apa Artinya Bagi Investor?
Kondisi saat ini menciptakan peluang bagi investor jangka menengah yang ingin mengambil posisi pada saham-saham pertumbuhan (growth stocks), terutama di sektor teknologi, konsumsi, dan layanan kesehatan, yang sangat sensitif terhadap pergerakan suku bunga.
Namun demikian, para investor tetap diimbau untuk berhati-hati, mengingat risiko geopolitik global dan ketidakpastian fiskal di AS yang masih membayangi pasar.
🔍 Kesimpulan
Pasar saham global saat ini berada dalam fase optimisme hati-hati, didorong oleh harapan bahwa The Fed akan mulai menyesuaikan kebijakan moneternya di tengah tanda-tanda melambatnya ekonomi AS. Jika pemangkasan suku bunga benar-benar terjadi, hal ini dapat menjadi katalis positif untuk pergerakan pasar global dalam beberapa bulan ke depan.
Bagi investor, saatnya untuk memantau data ekonomi lanjutan dan bersiap untuk rotasi sektor apabila pelonggaran moneter mulai diimplementasikan. Saham luar negeri, terutama di wilayah Eropa dan Asia, bisa menjadi alternatif menarik di tengah pelemahan dolar AS.