Di Jurnalac, kamu bisa menemukan berita terbaru, artikel pilihan, serta opini-opini segar dari berbagai sudut pandang.

Search Suggest

Saham Asia Menguat, Futures Nikkei Hampir Sentuh Rekor Tertinggi

Saham Asia bergerak menguat pada perdagangan terbaru, didorong sentimen positif pasar global.

 



Pasar saham Asia pada perdagangan Senin, 11 Agustus 2025, dibuka dengan sentimen positif dan mencatatkan penguatan di sejumlah bursa utama. Pergerakan ini dipicu oleh laporan keuangan yang solid dari sejumlah perusahaan teknologi besar, serta meningkatnya optimisme investor terhadap prospek pertumbuhan ekonomi global di paruh kedua tahun ini.

Meskipun bursa saham Jepang libur untuk peringatan Hari Gunung (Mountain Day), kontrak berjangka indeks Nikkei 225 yang diperdagangkan di luar negeri menunjukkan tren menguat dan bahkan nyaris menyentuh level tertinggi sepanjang sejarah. Lonjakan ini dipicu oleh sentimen positif dari sektor teknologi, termasuk perusahaan-perusahaan chip dan elektronik konsumen yang menjadi tulang punggung ekspor Jepang.

Di Tiongkok, indeks Shanghai Composite mengalami kenaikan tipis, sementara indeks Hang Seng di Hong Kong bergerak naik lebih signifikan. Peningkatan ini sebagian besar dipicu oleh saham-saham di sektor energi terbarukan dan teknologi tinggi, yang mendapat dorongan dari kebijakan pemerintah setempat untuk mempercepat transformasi energi. Investor juga memantau kebijakan Bank Rakyat China (PBoC) yang memberikan sinyal akan menjaga likuiditas tetap longgar demi menopang pemulihan ekonomi.

Pasar Korea Selatan pun tidak mau kalah, dengan indeks KOSPI yang ditopang oleh saham produsen semikonduktor besar seperti Samsung Electronics dan SK Hynix. Kenaikan harga saham sektor chip ini sejalan dengan tren global, di mana permintaan untuk teknologi AI dan perangkat komputasi berkecepatan tinggi terus melonjak.

Sementara itu, fokus utama pelaku pasar kini tertuju pada rilis data inflasi Amerika Serikat yang dijadwalkan pekan ini. Inflasi inti yang tetap tinggi berpotensi membuat Federal Reserve menunda rencana penurunan suku bunga, yang berarti arus modal global dapat terus mengalir ke pasar saham negara-negara maju. Namun, jika data inflasi menunjukkan pelambatan, bukan tidak mungkin akan memicu reli lebih besar di pasar saham global.

Selain faktor ekonomi, sentimen pasar juga dipengaruhi oleh perkembangan geopolitik. Meredanya ketegangan di beberapa titik konflik dunia membuat investor sedikit lebih percaya diri mengambil risiko. Namun, mereka tetap berhati-hati karena potensi eskalasi ketegangan dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok masih menjadi ancaman yang nyata.

Secara keseluruhan, pergerakan positif di bursa Asia hari ini menjadi indikasi bahwa investor global sedang mencari peluang di pasar saham luar negeri, khususnya di Asia, untuk mengoptimalkan portofolio mereka di tengah ketidakpastian kebijakan moneter dan situasi geopolitik.

Posting Komentar