Pada hari ini, Selasa, 5 Agustus 2025, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat menunjukkan penguatan tipis di pasar spot. Berdasarkan data dari pasar keuangan pukul 10.00 WIB, nilai tukar USD/IDR tercatat di kisaran Rp16.352 per dolar AS, atau menguat sekitar 0,23% dibandingkan penutupan perdagangan sebelumnya.
Penguatan ini menandai momentum stabilisasi nilai tukar rupiah setelah sebelumnya sempat mengalami tekanan dalam beberapa minggu terakhir akibat fluktuasi global dan sentimen negatif pasar.
Faktor Penggerak Penguatan Rupiah
Penguatan tipis rupiah hari ini tidak lepas dari beberapa faktor kunci:
-
Stabilitas Harga Komoditas
Harga minyak dunia yang mulai terkoreksi dan stabilnya harga batubara memberikan ruang napas bagi neraca perdagangan Indonesia. Komoditas menjadi andalan utama ekspor Indonesia, sehingga kestabilan harga memberi dampak positif terhadap kinerja cadangan devisa dan menguatkan nilai tukar rupiah. -
Intervensi Bank Indonesia
Bank Indonesia (BI) diyakini melakukan intervensi di pasar valas dan obligasi guna menjaga kestabilan rupiah. Langkah ini merupakan bagian dari kebijakan triple intervention yang telah diterapkan sejak lama, meliputi intervensi di pasar spot, Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF), dan pasar obligasi. -
Pelemahan Indeks Dolar Global
Indeks dolar AS (DXY) terpantau menurun tipis ke level 103,80, menunjukkan bahwa dolar sedang terkoreksi terhadap beberapa mata uang utama dunia. Penurunan ini terjadi setelah investor merespons data ekonomi AS yang menunjukkan perlambatan sektor manufaktur dan tenaga kerja.
Tanggapan Ekonom
Ekonom dari Bank Mandiri, Riza Fahlevi, mengatakan bahwa penguatan rupiah hari ini masih bersifat sementara dan perlu dicermati lebih lanjut arah pergerakan dolar secara global.
"Selama dolar AS belum menunjukkan pelemahan yang konsisten, rupiah masih rentan koreksi. Namun penguatan hari ini menandakan sentimen dalam negeri cukup kondusif," ungkapnya.
Ia juga menambahkan bahwa investor saat ini sedang menanti arah kebijakan The Fed terkait suku bunga acuan. Ketika bank sentral AS memberi sinyal pelonggaran, maka dolar bisa melemah lebih signifikan, membuka ruang lebih luas bagi penguatan rupiah.
Risiko dan Tantangan Kedepan
Meski penguatan terjadi, tantangan masih membayangi rupiah, antara lain:
-
Ketidakpastian geopolitik global, seperti konflik Laut China Selatan dan ketegangan di Timur Tengah.
-
Potensi capital outflow akibat perubahan arah investasi asing.
-
Inflasi dalam negeri yang perlu terus dikendalikan oleh pemerintah dan Bank Indonesia.
Penutup
Secara keseluruhan, pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini menunjukkan sinyal positif, namun tetap harus diwaspadai karena sifatnya masih jangka pendek dan sangat dipengaruhi oleh dinamika eksternal. Perlu kehati-hatian dari pelaku pasar dan kebijakan yang konsisten dari otoritas moneter untuk menjaga stabilitas nilai tukar di tengah ketidakpastian global yang masih tinggi.