Nilai tukar Pound Sterling (GBP) kembali menunjukkan penguatan terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) pada perdagangan hari Jumat. Pasangan mata uang GBP/USD tercatat bergerak positif setelah data ekonomi Amerika Serikat yang dirilis menunjukkan hasil yang beragam, sehingga menekan kinerja greenback di pasar global.
Data Ekonomi AS Menjadi Pemicu Pelemahan
Pelemahan Dolar AS utamanya dipengaruhi oleh laporan data ekonomi yang tidak konsisten. Penjualan ritel memang mencatatkan kenaikan, namun pertumbuhan industri menunjukkan perlambatan. Hal ini menimbulkan kekhawatiran bahwa momentum pemulihan ekonomi Amerika belum sepenuhnya solid. Investor pun mulai ragu terhadap arah kebijakan moneter The Federal Reserve, terutama terkait ekspektasi penurunan suku bunga di akhir tahun.
Selain itu, data inflasi produsen (PPI) yang lebih tinggi dari perkiraan justru menimbulkan kebingungan di kalangan pelaku pasar. Di satu sisi, inflasi yang tinggi menekan The Fed untuk tetap menjaga suku bunga tinggi. Di sisi lain, indikator pelemahan industri menunjukkan risiko pertumbuhan ekonomi yang melambat. Kondisi berlawanan ini membuat Dolar AS kehilangan tenaga.
Dampak Terhadap Pasangan GBP/USD
Ketidakpastian dari sisi Amerika Serikat memberikan keuntungan bagi Pound Sterling. Pada perdagangan terbaru, GBP/USD bergerak naik dan diperdagangkan di kisaran 1,13–1,14. Pound mendapat dukungan dari ekspektasi pasar bahwa Bank of England (BoE) akan lebih berhati-hati dalam melonggarkan kebijakan moneter. Meskipun inflasi di Inggris juga mengalami tren penurunan, pasar masih menilai BoE belum akan melakukan pemangkasan suku bunga dalam waktu dekat.
Dengan kondisi tersebut, Pound terlihat lebih menarik dibandingkan Dolar AS, terutama bagi investor yang mencari instrumen dengan potensi imbal hasil lebih stabil.
Faktor Eksternal yang Berpengaruh
Selain data ekonomi, dinamika geopolitik global juga ikut menekan Dolar AS. Ketidakpastian hubungan dagang antara Amerika Serikat dengan beberapa negara mitra, serta tensi politik internasional, membuat pelaku pasar mengalihkan sebagian portofolionya ke aset lain, termasuk mata uang Eropa. Pound yang sempat melemah dalam beberapa minggu terakhir kini mulai mendapatkan momentum positif dari faktor eksternal ini.
Prospek Pergerakan GBP/USD
Ke depan, pergerakan GBP/USD diperkirakan akan tetap volatil, seiring banyaknya data ekonomi penting yang akan dirilis. Pasar menantikan hasil data tenaga kerja AS, inflasi konsumen (CPI), serta pernyataan pejabat The Fed di pertemuan Jackson Hole pekan depan. Jika data-data tersebut kembali menunjukkan ketidakpastian, tekanan pada Dolar AS berpotensi berlanjut.
Bagi Pound Sterling, prospek penguatan akan lebih terjaga apabila Bank of England konsisten menjaga sikap hati-hati terhadap inflasi. Namun, jika data ekonomi Inggris menunjukkan perlambatan signifikan, peluang koreksi tetap terbuka.
Kesimpulan
Penguatan Pound Sterling terhadap Dolar AS saat ini mencerminkan sentimen pasar yang mulai meragukan kekuatan ekonomi Amerika Serikat. Data yang tidak konsisten membuat greenback kehilangan daya tariknya, sementara Pound mengambil kesempatan untuk naik. Dengan kondisi global yang penuh ketidakpastian, pasangan GBP/USD akan tetap menjadi salah satu fokus utama para pelaku pasar dalam beberapa pekan mendatang.