Seoul, 6 Agustus 2025 – Setelah mencatatkan performa terbaik di kawasan Asia selama paruh pertama tahun ini, pasar saham Korea Selatan akhirnya mengalami tekanan signifikan. Indeks acuan KOSPI anjlok hingga 3,9% dalam satu hari, menyusul pengumuman kebijakan pemerintah mengenai peningkatan pajak korporasi dan pajak transaksi efek.
🔺 Rally KOSPI Terancam
Sepanjang tahun 2025, KOSPI telah tumbuh lebih dari 33%, menjadikannya salah satu indeks dengan performa terbaik di dunia. Kenaikan tersebut sebagian besar didorong oleh masuknya dana asing, kebijakan reformasi tata kelola perusahaan besar (chaebol), serta optimisme terhadap pemulihan ekonomi Korea pasca-pandemi.
Namun, pada awal Agustus, pemerintah mengumumkan kebijakan fiskal baru berupa:
-
Kenaikan tarif pajak perusahaan dari 22% menjadi 25%
-
Penyesuaian pajak transaksi saham dari 0,15% menjadi 0,20%
Kebijakan ini langsung memicu reaksi negatif di bursa. Saham-saham unggulan seperti Samsung Electronics, Hyundai Motor, dan SK Hynix mengalami tekanan jual besar-besaran.
🧾 Investor Asing Menahan Diri
Sejak awal tahun, investor asing telah mengucurkan lebih dari USD 4,5 miliar ke pasar ekuitas Korea Selatan. Mereka terdorong oleh prospek reformasi yang menjanjikan serta valuasi saham yang masih tergolong murah dibanding negara tetangga seperti Jepang dan Taiwan.
Namun, kebijakan pajak baru ini membuat sebagian besar investor mempertimbangkan kembali risiko investasi di pasar Korea. Mereka khawatir bahwa pajak yang lebih tinggi bisa memangkas margin keuntungan perusahaan serta menurunkan daya tarik pasar jangka panjang.
“Pasar merespons kebijakan ini sebagai sinyal yang bertentangan dengan semangat reformasi. Kenaikan pajak saat sentimen positif sedang dibangun justru kontraproduktif,” ujar seorang analis dari Morgan Stanley Korea.
📉 Respons Pasar dan Pemerintah
Sebagai respons, KOSPI mengalami koreksi tajam dalam dua hari berturut-turut, mencatatkan penurunan harian terburuk sejak Oktober 2022. Mata uang won juga mengalami tekanan, turun terhadap dolar AS.
Beberapa anggota parlemen dari partai berkuasa mulai mempertanyakan keputusan ini dan menyarankan agar pemerintah mempertimbangkan ulang kebijakan tersebut. Bahkan muncul usulan agar pajak transaksi saham dihapus secara bertahap, seperti yang dilakukan di beberapa negara maju.
🧩 Apa Dampaknya ke Depan?
Pengamat pasar memperingatkan bahwa jika ketidakpastian kebijakan fiskal ini terus berlanjut, maka:
-
Arus dana asing bisa berbalik arah ke pasar yang lebih stabil seperti Jepang atau India.
-
Saham-saham dengan kapitalisasi besar bisa mengalami de-rating.
-
Rencana IPO besar, seperti anak usaha LG atau CJ Group, dapat tertunda atau dievaluasi ulang.
Namun, di sisi lain, beberapa pihak melihat koreksi ini sebagai peluang beli (buy the dip), khususnya bagi investor jangka panjang yang masih percaya pada potensi ekonomi Korea Selatan.
🔮 Kesimpulan
Koreksi tajam yang dialami indeks KOSPI menunjukkan betapa sensitifnya pasar terhadap kebijakan fiskal dan perpajakan. Jika pemerintah tidak memberikan kejelasan atau jaminan stabilitas kebijakan, maka momentum positif pasar bisa lenyap dalam waktu singkat.
Investor global kini menunggu sikap resmi dari otoritas fiskal dan keuangan Korea. Apakah mereka akan menegaskan kebijakan pajak baru tersebut, ataukah melakukan penyesuaian untuk menjaga kepercayaan pasar?