Di Jurnalac, kamu bisa menemukan berita terbaru, artikel pilihan, serta opini-opini segar dari berbagai sudut pandang.

Search Suggest

Harga Emas Naik Tajam, Ketegangan AS-Tiongkok Picu Minat Safe Haven

Harga emas melonjak tajam dalam beberapa hari terakhir seiring meningkatnya ketegangan geopolitik antara Amerika Serikat dan Tiongkok.


 Jakarta, 27 Juli 2025 — Harga emas melonjak tajam dalam beberapa hari terakhir seiring meningkatnya ketegangan geopolitik antara Amerika Serikat dan Tiongkok. Kondisi ini mendorong investor global untuk beralih ke aset-aset safe haven, termasuk emas, sebagai bentuk perlindungan terhadap ketidakpastian pasar.

Lonjakan Harga Emas

Dalam perdagangan Jumat malam waktu New York, harga emas spot tercatat menembus level USD 2.540 per troy ounce, naik lebih dari 3% dalam sepekan. Sementara itu, kontrak berjangka emas di pasar COMEX naik ke level tertinggi baru di USD 2.560 per troy ounce.

Kenaikan ini dianggap sebagai salah satu yang paling signifikan sepanjang tahun 2025, menyusul gejolak hubungan bilateral AS-Tiongkok yang kembali memanas karena isu perdagangan teknologi dan klaim geopolitik di kawasan Asia-Pasifik.

Ketegangan Geopolitik Kembali Memanas

Ketegangan bermula ketika Washington mengumumkan sanksi teknologi tambahan terhadap perusahaan-perusahaan asal Tiongkok yang dianggap memiliki hubungan strategis dengan militer. Beijing pun merespons dengan mengancam akan memberlakukan pembatasan ekspor logam tanah jarang ke AS, yang menjadi komponen penting dalam industri teknologi tinggi.

Kementerian Luar Negeri Tiongkok bahkan menyatakan bahwa mereka "tidak akan tinggal diam jika AS terus mengintervensi urusan dalam negeri dan kepentingan keamanan nasional mereka."

Investor melihat situasi ini sebagai risiko geopolitik yang signifikan, sehingga menimbulkan aksi pengalihan dana dari aset berisiko seperti saham ke instrumen lindung nilai seperti emas dan obligasi pemerintah.

Safe Haven Kembali Jadi Pilihan

Fenomena ini menegaskan kembali posisi emas sebagai aset safe haven. Dalam situasi ketidakpastian global — baik karena konflik politik, perang dagang, maupun gejolak ekonomi — emas seringkali menjadi tujuan utama investor.

Menurut analis pasar dari Bloomberg, Lisa Zhang, "Kondisi ini menunjukkan bagaimana emas tetap menjadi barometer kekhawatiran global. Saat ketegangan meningkat, emas mendapatkan kembali perannya sebagai pelindung nilai."

Dampak Terhadap Pasar Domestik

Di Indonesia, harga emas batangan Antam juga turut terdongkrak, naik menjadi Rp 1.260.000 per gram, atau naik sekitar Rp 25.000 hanya dalam tiga hari. Permintaan fisik dari konsumen dan investor lokal pun meningkat, terutama dari kalangan ritel dan pelaku investasi emas digital.

Selain faktor global, pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS juga ikut menyumbang kenaikan harga emas dalam negeri. Kurs rupiah sempat menyentuh Rp 15.900 per USD, level terlemah dalam dua bulan terakhir.

Potensi Ke Depan

Para analis memperkirakan tren kenaikan harga emas masih akan berlanjut, setidaknya hingga ada kepastian dalam penyelesaian konflik antara AS dan Tiongkok. Jika eskalasi terus berlanjut, bukan tidak mungkin harga emas akan menembus rekor baru di atas USD 2.600 per troy ounce.

Namun, beberapa ekonom mengingatkan bahwa jika situasi mereda dan bank sentral mulai mengambil langkah pengetatan moneter lebih agresif, maka daya tarik emas bisa menurun kembali.


Kesimpulan

Kenaikan tajam harga emas menjadi cerminan nyata dari bagaimana pasar global bereaksi terhadap ketegangan geopolitik. Dalam situasi penuh ketidakpastian seperti sekarang, emas kembali menjadi primadona sebagai tempat berlindung yang aman. Investor disarankan untuk mencermati dinamika global dan mempertimbangkan diversifikasi portofolio, termasuk kepemilikan logam mulia, untuk menghadapi risiko yang kian kompleks.

🔗 Sumber Data & Referensi 

  1. https://www.kitco.com/ – Harga emas dunia real-time

  2. https://www.bloomberg.com/asia – Berita ekonomi dan komentar analis


Posting Komentar