Jakarta, 28 Juli 2025 — CEO Nvidia, Jensen Huang, kembali menarik perhatian publik teknologi global setelah menyampaikan pernyataan ambisius: “AI akan menciptakan lebih banyak jutawan dalam lima tahun ke depan dibanding internet dalam dua dekade terakhir.”
Pernyataan ini disampaikan dalam sebuah forum teknologi di San Francisco, di mana Huang menyoroti percepatan adopsi kecerdasan buatan di berbagai sektor. Menurutnya, AI bukan hanya sekadar alat bantu, melainkan “penyamarataan besar” yang membuka peluang luar biasa, bahkan bagi individu tanpa latar belakang teknis mendalam.
“Hari ini, siapa pun dengan ide dan kemauan belajar dapat membangun agen pintar, menciptakan solusi AI untuk bisnis kecil, atau menjual layanan otomatisasi. Tidak butuh modal besar. Cukup laptop dan koneksi internet,” ujar Huang dalam pidatonya.
AI: Peluang Baru, Lintasi Batas Lama
Berbeda dengan revolusi internet yang pada awalnya didominasi oleh perusahaan raksasa dan investor besar, revolusi AI membawa skala masuk yang lebih rendah. Platform seperti OpenAI, Hugging Face, dan beragam no-code AI tools memungkinkan siapa saja membangun solusi produktif dengan lebih mudah.
“Bayangkan satu orang bisa membuat chatbot cerdas untuk restoran kecil di desanya. Atau platform personalisasi belajar online untuk anak-anak sekolah dengan AI tutor. Ini bukan mimpi, ini sedang terjadi sekarang,” tambah Huang.
Peran Nvidia sebagai Mesin Utama
Nvidia saat ini menjadi tulang punggung dari lonjakan adopsi AI secara global. Chip GPU buatan mereka, terutama seri H100 dan yang terbaru Blackwell, menjadi otak dari hampir semua sistem AI kelas berat—dari ChatGPT hingga mobil otonom.
Permintaan terhadap chip ini sangat tinggi hingga Nvidia mencatatkan pendapatan dan kapitalisasi pasar yang terus menembus rekor. Hal ini menjadikan Huang, yang dulunya pendiri Nvidia dari sebuah garasi kecil, sebagai salah satu tokoh teknologi paling berpengaruh abad ini.
Tantangan dan Kewaspadaan
Meski prospek AI terlihat menjanjikan, Huang tetap mengingatkan bahwa tidak semua pihak akan mendapat manfaat secara otomatis. “Yang adaptif akan melesat. Yang mengabaikan, akan tertinggal. Karena itu, investasi terbesar hari ini bukan hanya pada chip—tapi pada keterampilan dan pemahaman AI,” tuturnya.
Ia mendorong pemerintah, lembaga pendidikan, dan pelaku usaha untuk membangun budaya siap-AI. Edukasi masyarakat tentang potensi, risiko, dan etika kecerdasan buatan harus diprioritaskan.
Kesimpulan
AI bukan sekadar alat bantu kerja modern. Ia adalah gelombang besar perubahan yang bisa menjadi kendaraan bagi mereka yang siap mendayungnya. Jika prediksi Jensen Huang benar, maka dalam lima tahun ke depan, akan lahir jutaan pengusaha dan kreator baru—bukan dari pusat kota, tapi dari seluruh penjuru dunia—berkat kecerdasan buatan.
🔗 Referensi Link
-
https://www.nvidia.com— Info resmi teknologi GPU dan AI Nvidia
-
https://huggingface.co/ — Platform AI open-source
-
https://openai.com/id-ID/news/ — Berita terbaru tentang aplikasi LLM